Sekarang ini sangat dibutuhkan sekali web atau situs yang memberikan edukasi seputar phising, contohnya seperti situs omcyber.
Mengapa?
Hal ini karena, sekarang kasus phising meningkat tajam.
Tubuh Cyber dan Kode Negara (BSSN) mengaku gempuran phising semakin ramai terjadi. Masalahnya trend bekerja, belajar, dan melakukan aktivitas di dalam rumah jadi katalisator gempuran cyber itu.
Juru Berbicara sekalian Direktur Perlindungan Ekonomi Digital, Anton Setiyawan mengutarakan jika terjadi kenaikan koneksi internet sampai 40 % sepanjang enam bulan periode wabah Covid-19 jadi penyebab dari phising.
“Pola dari beberapa striker yang paling besar ialah pola finasial dengan perampokan kredensial jadi yang paling besar. Adapun, bidang yang paling riskan ialah keuangan lewat business e-mail compromise [BEC],” bebernya saat dikontak Usaha.com, Kamis (27/8/2020).
Sebatas catatan, phising ialah satu sistem untuk lakukan penipuan dengan menipu sasaran bermaksud untuk mengambil account sasaran. Diantaranya, lewat e-mail untuk memperoleh info sensitif, seperti password.
Adapun, Business E-mail Compromise (BEC) dikenal juga sebagai E-mail Akun Compromise atau CEO Fraud, yaitu penipuan yang manargetkan beberapa manager keuangan sebuah perusahaan untuk membayar transfer secara legal dengan menyaru sebagai pejabat perusahaan, rekanan kerja, atau supplier.
“Sekarang ini cara BSSN ialah tingkatkan literasi keamanan cyber ke semua elemen, terutamanya di bagian ekonomi digital dan tingkatkan capacity building dari bermacam bidang selalu untuk pada keadaan siap dalam menangani gempuran cyber,” katanya.
Pemerhati keamanan cyber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menerangkan jika phishing biasanya muncul karena motivasi ingin kuasai asset digital, seperti data personal yang sekarang ini jadi komoditas paling bernilai menaklukkan emas hitam (minyak bumi).
“Arah kuasai asset digital intinya untuk memperoleh keuntungan keuangan dari asset digital yang sukses diculik. Dalam kasus khusus aktor mengambil asset digital mempunyai tujuan untuk membuat malu pemilik account, mencelakakan atau main-main sebab bisa lakukan hal itu,” jelasnya.
Ia menyarankan supaya pemilik asset digital perlu mengetahui nilai dari asset digital yang dipunyainya dan bertindak yang dibutuhkan buat membuat perlindungan asset itu. Diantaranya, untuk memakai feature pengaman.
Adapun, ia mengutarakan jika bidang yang riskan terserang gempuran phishing ialah yang terkait dengan account digital populer, seperti account Gmail, Facebook, Instagram dan program terkenal yang lain.