Bagaimana Bunga Majemuk
Pekarstvi-hirsch.com : Bunga majemuk yakni sekelompok kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu tangkai bunga atau pada sebuah susunan tangkai-tangkai bunga yang lebih rumit. Rangkaian bunga seperti ini sungguh bervariasi, baik pada acuan-contoh dan kerapatan tangkai bunganya, kelengkapan bagian-bagian pendukungnya, duduk bunga pada tangkai (filotaksi, phyllotaxy) dan lain-lain.
Susunan bunga majemuk juga umumdisebut dengan ungkapan perbungaan atau infloresens (inflorescence). Dalam percakapan sehari-hari, sebagian perbungaan disebut sebagai “bunga” saja (atau variasinya), apalagi jika susunannya rapat atau kuntum-kuntum bunganya kecil-kecil, seperti misalnya bunga kenikir dan bunga kelapa (disebut mayang).
Karakter dasar
Bagian-bagian
Bunga beragam memiliki bagian-bagian yang bersifat seperti batang, mirip daun, serta bagian-bab yang khas bunga, seperti mahkota bunga, putik, dan benangsari.
Bagian-bagian yang bersifat mirip batang, contohnya:
1. Ibu tangkai bunga (peduncle, pedunculus), ialah tangkai utama yang mendukung keseluruhan bunga beragam. Bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga perorangan menempel, disebut rakis (rachis)
2. Tangkai bunga (pedicel, pedicellus), ialah tangkai masing-masing kuntum bunga individual, dan
3. Dasar bunga (receptacle, receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bab lain dari bunga.
Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, misalnya:
1. Daun pelindung (bract, bractea), ialah daun yang pada ketiaknya timbul ibu tangkai bunga.
2. Daun tangkai (bracteole, bracteola), adalah daun (1–2 helai) yang timbul pada pangkai tangkai bunga.
3. Kelopak bunga (calyx), pada kembang-kembang tunggal/individual.
4. Seludang bunga (spatha), ialah daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga beragam sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae).
5. Daun pembalut (involucre, involucrum), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam bundar mengitari dasar bunga majemuk. Misalnya pada Asteraceae.
6. Daun kelopak embel-embel (epicalyx), yaitu sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam bundar di bawah kelopak bunga. Misalnya pada marga Hibiscus.
7. Daun pelindung (bractea dan bracteola) mampu bervariasi bentuknya, mulai dari bentuk umumsebagaimana daun wajar , menyusut atau mengecil (rudimenter), atau menghilang. Perbungaan dengan daun-daun pelindung yang mengecil dan berbentuk khas disebut bracteate dan yang tanpa daun-daun pelindung disebut dengan perumpamaan ebracteate. Perbungaan yang daun-daun pelindungnya serupa atau nyaris serupa dengan daun wajar disebut frondose.
Pertumbuhan pucuk
Berdasarkan perkembangan pucuknya, dikenal adanya kemajuan monopodial dan simpodial. Kedua macam pertumbuhan itu juga tecermin dalam kemajuan bunga:
1. Bunga beragam tidak terbatas (indeterminate): kemajuan monopodial. Pucuk ibu tangkai bunga berkembang terus, dan bunga-bunga mekar dari bawah ke atas.
2. Bunga beragam terbatas (determinate): kemajuan simpodial. Bunga yang paling ujung mekar dulu dan layu, lalu di bawahnya, lewat samping, muncul tangkai bunga yang lebih muda dan mekar. Demikian seterusnya.
3. Pada bunga beragam terbatas, jika mekarnya bunga yang paling ujung (terminal) disertai dengan mekarnya kembang-kembang lain dari bawah ke atas, disebut akropetal. Apabila mekarnya kembang-kembang lain itu dari atas ke bawah, disebut basipetal; dan jika mekarnya dari tengah-tengah ibu tangkai daun, disebut divergen
4. Bunga beragam tak terbatas tidak memiliki bunga terminal yang sejati. Ujung ibu tangkai bunga umumnya berbentukpucuk yang mengerdil (rudimenter). Kedudukan bunga terminal, dengan demikian, diisi oleh bunga subterminal (bunga di bawah pucuk).
Filotaksi
Filotaksi atau duduk bunga (aslinya, duduk daun) menunjukkan posisi kuntum bunga terhadap kuntum-kuntum lainnya pada ibu tangkai bunga. Duduk bunga itu misalnya dalam spiral, berseling, atau berhadapan; atau contoh yang lain lagi.
Susunan bunga
Sejauh ini tidak ada konsensus lazim menyangkut aneka bentuk perbungaan. Penjelasan berikut khususnya mengacu pada buku yang ditulis Focko Weberling, Morphologie der Blüten und der Blütenstände (Stuttgart, 1981), meskipun tidak selalu demikian.
Kelompok-kelompok perbungaan utamanya dibedakan melalui sifat percabangannya. Di dalam golongan-golongan utama itu, pembedaan khususnya menurut sifat persilangan sumbu-sumbu pertumbuhan dan variasi versi. Perbungaan mampu bersifat sederhana (tunggal, tidak bercabang) atau berganda (bercabang, dan bercabang-cabang lagi).
Bunga Majemuk Sederhana
Infloresensi kembang-kembang kecil membentuk bongkol (capitulum) bunga matahari
Tak terbatas (indeterminate)
Perbungaan sederhana tak terbatas disebut racemose, merujuk pada bentuk dasarnya yang berupa tandan (raceme, dari bahasa Latin: racemus, tandan anggur). Bentuk-bentuk lain perbungaan ini mampu diturunkan dari bentuk dasar ini dengan menyusutkan, menggembungkan, melebarkan, atau memipihkan ibu tangkai atau tangkai-tangkai bunganya. Beberapa bentuk peralihan yang mewaspadai dihilangkan di sini.
1. Tandan (raceme, racemus, botrys), yaitu dengan kembang-kembang perorangan bertangkai tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang.
2. Bulir (spike, spica), tandan dengan kembang-kembang perorangan tak bertangkai (duduk).
3. Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sedemikian sehingga permukaan atas bunga majemuknya mendatar atau agak menggembung.
4. Bunga payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas kuntum bunga yang tangkai-tangkainya timbul dari ketinggian yang sama.
5. Tongkol (spadix), bulir dengan ibu tangkai yang menggembung; kembang-kembang duduk berjejalan, biasanya terlindungi atau dilengkapi dengan seludang. Misalnya suku keladi (Araceae), atau jagung (Zea mays).
6. Bongkol (capitulum), tandan atau tongkol yang mengerut, kembang-kembang terangkai serupa bola. Contohnya bunga petai dan kerabatnya (Mimosoideae). Variasi dari bongkol adalah bunga piringan (anthodium) pada Asteraceae, dengan kembang-kembang tabung di bagian tengah dan bunga-bunga pita di tepinya.
7. Untai (catkin, ament, amentum), bulir menggantung yang berisi kembang-kembang berkelamin tunggal seperti pada banyak sekali bunga suku Piperaceae (mirip lada dan sirih).
Terbatas (determinate)
Perbungaan sederhana terbatas disebut cymose, dari bentuk dasarnya yang disebut cyme (payung perhiasan, dari bahasa Prancis cime yang memiliki arti ‘puncak, paling atas’)[2] Selanjutnya cymosa dibedakan lebih lanjut atas:
Monochasium, yakni jika cuma ada satu sumbu sekunder yang tumbuh.
Kuncup sekunder senantiasa timbul pada sisi yang serupa: helicoid cyme atau bostryx (bunga sekrup)
Tangkai-tangkai bunga yang baru berkembang mengikuti satu bidang datar: drepanium (bunga sabit)
Kuncup sekunder timbul pada segi-segi secara bergantian: scorpioid cyme
Tangkai-tangkai bunga yang gres tumbuh membentuk semacam spiral: cincinnus (salah satu penciri suku Boraginaceae dan Commelinaceae)
Tangkai-tangkai bunga yang baru berkembang zigzag mengikuti satu bidang datar: rhipidium (bunga kipas, seperti pada banyak anggota suku Iridaceae)
Dichasial cyme, yaitu kalau ada dua sumbu sekunder yang tumbuh serempak.
Sumbu sekunder juga dichasial: dichasium (Karakteristik suku Caryophyllaceae)
Sumbu sekunder monochasial: double scorpioid cyme atau double helicoid cyme
Pleiochasium, adalah jikalau terdapat lebih dari dua sumbu sekunder yang berkembang serempak.
Bunga majemuk sederhana terbatas ini juga mampu mengalami pemadatan sedemikian rupa sehingga menyerupai bunga payung (umbel). Nama yang tepat, dengan demikian, ialah umbelliform cyme; namun secara sederhana umumnya disebut bunga payung saja. Sementara lainnya, bisa ibarat bentuk tandan (botrys) sehingga disebut botryoid, ialah tandan dengan bunga terminal. Bunga ini sering secara tidak tepat disebut selaku bunga tandan (saja).
Bunga berkas (fascicle, fasciculus) adalah tandan (raceme) atau payung embel-embel (cyme) yang tereduksi, sehingga bunga-bunganya tumbuh berjejalan pada ketinggian yang kurang lebih sama di ibu tangkai bunga. Berkas semu atau karangan semu (verticillaster) ialah bunga berkas yang mempunyai struktur dichasium, adalah kembang-kembang yang terletak pada bundar bahu-membahu tersusun atas beberapa anak payung; bentuk ini biasa ditemui pada suku Labiatae (Lamiaceae). Karangan semu (verticillaster) yang ibu tangkai bunganya tereduksi mampu membentuk suatu bulir semu (spicate atau spicata), yang sering dianggap sebagai bulir (saja).
Bunga Majemuk Berganda
Bunga-bunga majemuk berganda (synflorescences) bentuknya dapat ditelusuri menurut bentuk-bentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga beragam sederhana tersusun dari kuntum-kuntum bunga perorangan yang terangkai berdasarkan contoh tertentu, maka bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian kembang-kembang majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tidak terbatas (racemose).
Bunga majemuk berganda bisa berulang polanya dua kali, tiga kali (berganda tiga), atau lebih. Beberapa bentuknya demikian rumit sehingga sukar diusut akar polanya. Bunga beragam berganda yang mengulang-ulang teladan dasarnya diketahui dengan istilah double inflorescence.
Bunga tandan berganda lazimdisebut selaku malai (panicle, paniculus), walau bantu-membantu istilah malai yang sejati mengacu pada bentuk yang hampir serupa dengan itu. Malai ini dapat terbentuk tanpa sebuah ‘tandan ujung’ dan disebut homoeothetic, atau mampu rampung dengan tandan ujung (yang mengambil alih posisi bunga terminal) dan disebut heterothetic. Bunga payung berganda atau bunga payung beragam adalah bunga payung (umbel) yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung bunga.
Malai yang sejati terbentuk dari bunga-bunga beragam terbatas, bercabang-cabang dengan berpengaruh dan tidak teratur dari atas ke bawah, di mana tiap-tiap cabangnya memiliki suatu bunga terminal. Malai rata (cymose corymb) ialah bunga cawan (corymb) terbatas, adalah dengan bab-bab pembentuknya yang berbentukmalai. Bunga lembing (anthela) yakni semacam malai rata dengan kembang-kembang di bagian tepi (lateral) yang lebih tinggi daripada bagian tengahnya.
Tandan yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung aksesori (cyme) disebut thyrse atau thyrsus. Payung-payung pelengkap sekunder ini mampu saja dari tipe-tipe yang mana saja dari bunga beragam monochasia (satu sumbu) atau dichasia (dua sumbu yang berkembang). Bunga botryoid yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung embel-embel (cyme) disebut thyrsoid. Bentuk-bentuk ini juga secara salah kaprah sering disebut sebagai malai.
Lain-lain
Suku Asteraceae (Compositae) dicirikan oleh bentuk khusus bunga bongkol (capitulum) yang disebut bunga piringan (calathid atau calathidium), tetapi umumnya diketahui selaku bunga bongkol saja. Suku Poaceae (Gramineae) mempunyai perbungaan yang khas tersusun dari bulir-bulir kecil (spikelet) yang terangkai dalam malai atau bulir yang lebih besar; secara singkat disebut selaku malai atau bulir saja. Marga Ficus (saudara beringin, Moraceae) mengembangkan bunga periuk (syconium), yakni dasar bunga bareng (ujung ibu tangkai bunga) yang memipih, melebar, dan cekung membentuk periuk, di mana kuntum-kuntum bunga individualnya duduk di dalam rongganya, dan hanya terbuka sedikit di ujungnya (verbal periuk). Sementara marga Euphorbia membentuk cyathium (jamak: cyathia), suatu adaptasi bunga payung (umbella).